We’ve updated our Terms of Use to reflect our new entity name and address. You can review the changes here.
We’ve updated our Terms of Use. You can review the changes here.

Godsigma

by Sajama Cut

supported by
unggunyulianto
unggunyulianto thumbnail
unggunyulianto ku menggenggam dunia! 🐲🍜🐲 Favorite track: Menggenggam Dunia.
/
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

about

Band asal Jakarta, Sajama Cut, akan merilis album teranyar mereka, GODSIGMA, pada 16 Oktober 2020. Album ini adalah album penuh kelima mereka sepanjang karier selama dua dekade, dan didahului oleh perilisan empat teaser single yang dirilis dalam format kaset oleh Guerrilla Records dan Gabe Gabe Tapes. Kini, album penuh GODSIGMA dirilis dalam setiap kanal digital dan format CD oleh DeMajors Records.
Dengan riff-riff gitar gegap gempita, melodi yang catchy namun digembosi lirik sarat sarkasme, dan aransemen yang lebih “organik” dari album-album sebelumnya, GODSIGMA menjadi arah baru yang manis untuk Sajama Cut.

“Kami banyak terinspirasi dari tur untuk album sebelumnya, Hobgoblin,” ucap vokalis mereka, Marcel Thee. Banyak berjumpa band indie rock di hajatan tersebut, mereka tergerak membuat album yang “stage-oriented, dan dikerjakan bareng dan live.”

“Sebelumnya, kami band yang berorientasi ke studio,” ucap vokalis mereka, Marcel Thee. “Untuk pertama kalinya, kami bikin album yang menurut kami tepat energinya untuk panggung. Kami bertemu langsung sebagai band dan mengkomposisi album ini bersama-sama. Ini album yang kolaboratif.”

Hasilnya adalah album Sajama Cut yang paling kohesif, cepat dicerna, dan menonjok di awal sejak The Osaka Journals (2005). Detail-detail kecil seperti vokal latar di “Lukisan Plaza Selamanya, Leslie Cheung, Melukisku Melukisnya”, perpaduan synth dan gitar di “Kesadaran / Pemberian Dana / Gempa Bumi / Panasea”, atau lirik kurang ajar “berdisko ria / di vihara” pada “Menggenggam Dunia” menjadi momen wajib jajal di album ini.
Selain itu, untuk pertama kalinya sejak Apologia (2001), album debut mereka yang penuh pengaruh industrial rock, Sajama Cut menggunakan lirik berbahasa Indonesia dari awal hingga akhir album. “Gue ingin menggunakan lirik sebagai instrumen berbeda, dan menghindari pendekatan lirik yang umum.” Ucap Marcel. “Kami mencoba seharfiah mungkin, meski tetap dengan cara kami sendiri.”

Pada “Adegan Ranjang 1981 <3 1982”, Marcel menyanyikan lagu cinta bagi istrinya dibalut metafor tentang seks dan berkeluarga. Sementara di “Rachmaninoff dan Semangkuk Mawar Hidangan Malam”, kehidupan pemain keyboard Hans Citra Patria sebagai pekerja kantoran dirangkum dalam syair yang penuh slogan-slogan demotivasional.

Sekilas terdengar klise, tetapi kehidupan sebagai sekumpulan masteng-masteng usia 30-an awal mau tidak mau mendewasakan Sajama Cut. Tema lirik mereka mencerminkan perjalanan hidup ini: keluarga, maskulinitas yang rapuh, kenangan masa muda yang berubah konyol, hingga cinta usia-pertengahan yang tak kalah romantis. Terlebih lagi, setiap anggota Sajama Cut telah berkeluarga--kecuali Hans, sang Casanova abadi.

“Meski tidak selalu soal keluarga, lirik album ini semuanya personal dan berangkat dari kehidupan pribadi kami,” jelas Marcel. “Kami mulai merasa hidup ini bertambah menyeramkan, karena kami mulai melihat dunia dari kacamata orang yang diharuskan berperan sebagai kepala keluarga dan sosok pelindung.” Tema utama ini juga tercerminkan dalam konsep sampul album ini, yang menampilkan tangan Anio Thee dan Yves Devo Thee, kedua anak sang frontman, Marcel Thee.

GODSIGMA akan dirilis dalam semua kanal digital pada 16 Oktober 2020, dan akan diperdengarkan secara resmi untuk pertama kalinya melalui akun OnlyFans resmi Sajama Cut. Versi fisik GODSIGMA akan dilepas dalam format CD oleh DeMajors Records pada November 2020.

credits

released October 16, 2020

SC:
Marcel Thee (vokal, gitar, synth, etc)
Dion Panlima Reza (gitar, vokal, synth, piano)
Hans Citra Patria (synth, piano, vokal)
Banu Satrio (drums, percussion, piring, vokal)
Arta Kurnia (bass)
dengan
Tena Handarini (vokal)
M. Ghazali D. (gitar live)

Lagu oleh Marcel Thee
Musik oleh Sajama Cut
Kecuali “Katedral Tiongkok”, Lagu oleh Dion Panlima Reza dan Marcel Thee

Reza Ryan mengkontribusikan autoharp, gitar nylon, dan synth pada Katedral Tiongkok, Menggengam Dunia, dan Rachmaninoff dan Semangkuk Mawar Hidangan Malam
Kelana Halim memainkan biola dan sedikit bernyanyi
Tena Handarini berharmonisasi vokal
Nursalim Yadi Anugerah mengaransemen orkestra pada Lukisan “Plaza Selamanya, Leslie Cheung” Melukisku Melukisnya dan Tekstur Kulit Wanita Kaya-Raya
Kwartet Gesek:
Ahmad Muhajir (Violin)
Gea Vaska (Violin)
M. Irfan Qashidi (Viola)
Nursalim Yadi Anugerah (Cello)
Ansambel vokal:
Felicia Icha
Monika Prisilla
Aurelian Gianly
Vebby Marissa
Leonardy Tjandra
Novia Angelica
Firdaus Irawan

Godsigma direkam di The Bronze Medal Recording Studio, ALS, Soundshine, Mekel, StudioKelana oleh Dimas Martokoesoemo, Wendi Arintyo, Adhitomokusumo, dan Kelana Halim
Mixing oleh Dimas Martokoesoemo dengan asistensi oleh Marcel Thee
Mastering oleh Yosi OPA di Elderly Studios
Skulptur tangan oleh Ingrid Yanti
Foto oleh Table Six
Desain kover dan konsep visual oleh Table Six (table-six.com)

Manajemen oleh Victor Alexander (+62812-1261-1062)
Booking via SRM Bands +62-818-496-654
sajamacut.band
management@sajamacut.band
IG: sajama_cut

Terima kasih kepada Ingrid Yanti, Katherine Karnadi, Dita Pranandia, Kharisma Masak, dan siapapun kekasih Hans pada saat album ini dirilis. Puja dan kasih terdalam bagi Anio Thee, Yves Devo Thee, Arka Mikail Praditya, Sadiya Fatima Pradita, dan Luigi Tomarega. Apresiasi untuk Victor, Robby, Dito, Fandy & Fendy dan tim Table Six, Ghazali, Kelana, Andri, Tena, Randy Hijrah, Reza, Yosi, Yadi, Dimas, Hans, Satria, beberapa orangtua kami, dan Veny Veronika.

Sajama Club selamanya

license

all rights reserved

tags

about

Sajama Cut Jakarta

Sajama Cut is a band from Jakarta, Indonesia

contact / help

Contact Sajama Cut

Streaming and
Download help

Redeem code

Report this album or account

If you like Sajama Cut, you may also like: